• Jelajahi

    Copyright © Laku Suluk
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Pentingnya Pendidikan Sebagai Solidaritas Global Pasca Pandemi Covid-19

    Kamis, 01 April 2021, 18.06 WIB Last Updated 2021-04-01T15:30:48Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Written by Muwuhatur Rizqoh R


    Kalian pernah tidak, merasa bosan dirumah dengan banyaknya tugas sekolah ? Apakah kalian pernah berfikir bagaimana pendidikan di dunia yang seperti ini saja ? Kita tidak tahu siapa guru kita, teman kita, bahkan semua sangat terbatas untuk diketahui. Adanya Pandemi Covid-19 ini yang memaksa kita untuk merenungi hakikat kehidupan dan, tujuan-tujuan kita.


    Mungkin dengan adanya Pandemi Covid-19 ini salah satunya menjadi musibah bagi ribuan manusia setiap negara. Bahkan, negara-negara modern dengan sistem ekonomi yang mapan dan teknologi maju, terasa sangat terpingkal menghadapi pandemi ini.


    Begitu pula di Indonesia, negeri yang kita cintai ini. Pemerintah Indonesia telah bekerja sangat keras untuk menangani Covid-19, dengan berbagai cara dan segala keterbatasan dan tantangan. Dari tim medis berjuang tanpa batas, bahkan diantara mereka banyak gugur ditengah tugas perawatan pasien. Warga Indonesia juga saling bekerja sama dengan saling bantu. 


    Pandemi Covid-19 membuat negara-negara besar terhuyung -huyung, semua merasakan krisis dengan skala yang berbeda. Akan tetapi, ada banyak hikmah yang bisa kita petik dari pandemi Covid-19, asalkan kita mengubah cara berpikir dari pesimis menjadi optimis.


    Mengubah kemalasan anak-anak muda dengan semangat. Kita perlu menggeser tantangan-tantangan menjadi peluang bagi semua orang. Bukankah, dalam setiap musibah selalu ada hikmahnya dan dibalik tembok tragedi selalu ada kesempatan untuk bangkit dan maju.


    Di bidang pendidikan selama ini yang kita lihat dan kita rasakan, pandemi Covid-19 membawa dampak besar bagi semua elemen diantaranya: para pendidik, orang tua murid, anak didik hingga pemangku kebijakan. 


    Situasi krisis akibat adanya virus yang bernama corona begitu cepat mengubah tatanan manusia. Hal ini menyadarkan kita betapa pentingnya merubah dan merombak beberapa hal mendasar dalam sistem pembelajaran di negeri ini.


    Baca juga : Penyakit Hati Lebih Berbahaya Dari Virus Corona: Apakah ada Vaksinasinya ?


    Untuk bangkit dari krisis Covid-19, semua pihak harus bangkit dengan caranya masing-masing. Pemerintah dengan segala upayanya, mendukung perbaikan sistem kesehatan dan ketahanan pangan. Juga, kebijakan ekonomi yang mendukung pengusaha serta sektor UMKM agar bisa bangkit kembali.


    Tentu saja, tak lupa dari sektor pendidikan juga harus mengalami gerakan perubahan. Pandemi Covid-19 memang membuka gerbang tata dunia baru, yang mesti kita masuki bersama. Suka atau tidak suka, inilah realitas tata dunia baru yang menjadi wajah peradaban masa kini dan yang akan mendatang. Pemerintahan dengan polabaru, bisnis dengan pendekatan baru, serta hubungan antar manusia dengan tata cara yang baru.


    Masyarakat dunia berharap tatanan kehidupan baru yang dapat menyelamatkan manusia, khususnya ketika menghadapi pandemi pada masa-masa mendatang. Perlu ada rasa solidaritas antar bangsa, yang membuat kita saling membantu sesama manusia.


    Mengenai situasi ini, sejarawan asal Israel Yuval Noah Harari (2020) menyebut pentingnya ‘globalsolidarity’. Jika kita memilih solidaritas global, kita akan menang tidak hanya melawan virus, tapi juga menghadapi pandemi dan pelbagai krisis dimasa mendatang.


    Mari kita tegakkan Merdeka Belajar. Kita akan memasuki tatanan dunia baru pasca pandemi Covid-19. Pola kehidupan baru yang merombak lapisan dan tonggak kehidupan lama ini, perlu dipersiapkan dengan baik, setidaknya direncanakan dengan detail. Memang belum ada kepastian kapan pandemi Covid-19 berakhir.


    Meski, kurva kasus pasien yang terinfeksi virus menurun secara global, tapi pemerintah berbagai negara masih was-was dengan ancaman gelombang baru virus yang lebih mematikan. Ada beberapa prediksi tentang berakhirnya pandemi, semisal pada akhirJuni, September atau bahkan pada akhir Desember 2020. Ditengah pelbagai prediksi ini, tugas kita adalah mempersiapkan langkah terbaik untuk memasuki tatanan dunia baru.


    Ada tiga hal mendasar, dalam pola baru dunia pendidikan kita.


    Pertama, merdeka belajar. Gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim selayaknya diterjemahkan secara mendetail dengan instrumen-instrumen yang tepat sasaran.

    Menteri Nadiem Makarim menyampaikan dalam beberapa forum,  bahwa saat inilah yang paling memulai proses merdeka belajar. Dalam artian, pola interaksi dalam pembelajaran kita harus memicu potensi kreatifitas siswa seraya membebaskan mereka untuk mengeksplorasi bakat-bakat alaminya. Dengan pola ini, kita akan menemukan karya-karya dan gagasan-gagasan segar dari anak didik kita.


    Selaras dengan gagasan Menteri, tim Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbud terus berinovasi menghadirkan sistem pembelajaran virtual yang mudah diakses. Melalui platform Rumah Belajar, lebih dari 14 juta anggota pengakses yang telah memanfaatkan konten-konten melalui ratusan juta kunjungan. Pusdatin Kemdikbud juga bekerjasama dengan TVRI berbagai lembaga lain untuk kolaborasi dan memaksimalkan proses serta kualitas pembelajaran.


    Kedua, pembela jaran global. Pandemi Covid-19 memaksa kita merombak cara belajar, dengan memaksimalkan teknologi digital. Akses informasi yang tanpa batas, menjadikan anak didik mengalami keberlimpahan data. Orangtua dan  pendidik mempunyai kewajiban untuk mendampingi anak didik menyaring informasi agar menjadi pengetahuan. Kita membutuhkan pendidikan yang mendukung terbentuknya solidaritas global.


    Ketiga, pemerataan akses dan infrastruktur digital. Tantangan besar pemerintah Indonesia yakni dalam pemerataan akses informasi dan infrastruktur digital. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah bekerja keras dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan digital, terutama Palapa Ring yang membentang dari ujung Aceh hingga Papua. Namun demikian, masih banyak tugas-tugas penting untuk meratakan infrastruktur digital bagi semua siswa, khususnya yang berada dikawasan pedalaman, perbatasan dan wilayah terluar.


    Keempat, pembelajaran yang terhubung dengan alam untuk ketahanan pangan. Pandemi Covid-19 memaksa kita semua berpikir tentang ketahanan pangan. Betapa rentan sebuah negara, jika pemerintahnya mengandalkan import bahan pangan. Pendidikan harus merespons hal ini, dengan mengkonsep ulang pembelajaran yang terkoneksi dengan alam.


    Sistem pembelajaran harus mendorong kesadaran siswa untuk mencintai alam, dengan menanam dan sadar tanaman pangan. Dengan demikian, pendidik dan orangtua siswa juga harus punya kesadaran sama, betapa penting mengefektifkan lahan untuk menghasilkan bahan pangan, sayuran segar, buah-buahan dan ikan dari kolam-kolam.


    Harapan kedepan, pendidikan setidaknya harus seirama dengan tata dunia baru. Pendidik, orangtua, dan anak didik, harus cepat merespon secara tepat tatanan baru kehidupan kita. Pendidikan kita harus memerdekakan manusia untuk belajar menyerap ilmu dari siapapun dan kapanpun. Karena sejatinya, sebagaimana petuah Ki Hadjar Dewantara, setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah.


    Baca juga : Berkunjung dan Belajar Di Kampung Wisata Gerabah Gebangsari

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +