• Jelajahi

    Copyright © Laku Suluk
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Berkunjung dan Belajar Di Kampung Wisata Gerabah Gebangsari

    Syukur Riyadin
    Senin, 08 Maret 2021, 09.08 WIB Last Updated 2021-03-08T05:35:46Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     





    lakusuluk.co - Pengurus Mahasiswa Ahlit Thoriqoh Al Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) IAINU Kebumen berkunjung ke rumah Ibu Kasmirah, yang merupakan satu dari sekian masyarakat Desa Gebangsari yang masih mempertahankan kerajinan gerabah. (07/03/20)

     

    Kunjungan edukasi ini merupakan suatu kegiatan rutin yang dijalankan oleh bagian Departemen Kajian dan Litbang. Kami berkunjung sekaligus praktik belajar membuat gerabah sendiri.

     

    Namun ternyata tidak semudah melihat jemari ibu Kasmirah dalam membentuk dan mengelus gerabah dengan begitu lihai. Membuat kami semua terpana dan kagum melihatnya.

     

    Tidak sabar hanya melihat saja kami pun mencoba satu persatu. Begitu mengasyikan tangan kiri memutar meja sambil tangan kanan menari di adonan tanah liat. Disini kami merasakan rasa kepuasan tersendiri walau hasilnya tidak begitu rapih dan bagus.






    Kalian penasaran seperti apa sensasinya datang saja langsung ke "Kampung Gerabah" Desa Gebangsari Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen. Kita bisa belajar sambil bermain seru sekali.

     

    Baca juga : Dies Maulidiyah UKM Dakwah IAINU Kebumen Ke 10 Berjalan Sangat Meriah


    Gerabah adalah alat-alat dapur (untuk masak-memasak dan sebagainya) yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar (misalnya kendi, belanga). Tidak hanya alat-alat dapur saja perkembangan seni kerajinan gerabah meluas dan menghasilkan beraneka macam benda.

     

    Berbagai motif pot bunga yang dulunya jarang dilirik pun kini mendapatkan tempatnya. Bu Kasmirah menyebut saat ini pot bunga dari gerabah yang laku keras.

     

    Harga yang dipatok oleh nya pun terbilang terjangkau menyesuaikan ukiran dan kerumitan dari hasil kerajinan gerabah ini. Harga terendah itu berkisar Rp 5.000 - Rp 10.000 bahkan ratusan ribu, biasanya berupa vas bunga atau guci sebagai hiasan.

     

    "Dalam sehari saya mampu membuat 50 gerabah. Saat ini motif yang banyak di minati oleh konsumen yaitu tanaman hias yang lagi booming," ungkapnya.

     

    "Untuk motif saya juga menerima kustom dari konsumen. Gerabah buatan saya kebanyakan permintaan dari luar kota seperti Banyumas, Kroya Cilacap, Sumpiuh. Kemarin paling banyak Sumpiuh mengambil 500 gerabah. Saya tidak mengirim namun pembeli datang mengambil sendiri" imbuhnya.

     


    Dalam kunjungan edukasi Srikandi Erika selaku ketua Departemen Kajian dan Litbang menyampaikan harapannya,

     

    "Semoga kedepan MATAN semakin solid, kompak, dan jangan lupa refreshing sambil belajar. Tujuan dari kegiatan kunjungan edukasi ini adalah untuk menambah pengalaman hidup, mengeksplor dunia luar, serta mengembangkan diri untuk terus belajar." tuturnya.

     

     

    Apa yang kamu sentuh, dan bentuk akan teringat selalu. Bahwa kamu pernah membuat sendiri gerabah tanah liat, dengan usahamu sendiri, apapun hasilnya. Tapi itulah experience yang akan kamu dapatkan.

     

     

    Dalam akhir kunjungan kami Ibu Kasmirah berpesan kepada teman-teman MATAN dan khususnya para pemuda harus cakap dan kreatif.

     

    "Terus berusaha, ketika gagal buat lagi. Coba terus jangan putus asa. Dasar yang dibutuhkan adalah ketekunan dan kesabaran. Nanti kalian akan merasakan hasilnya nanti atas kerja kerasmu." Pungkas Ibu Kasmirah.



    Editor : Syukur Riyadin


    Artikel ini dimuat juga di : https://kebumentalk.pikiran-rakyat.com/kabar-kebumen/pr-1271555618/matan-iainu-kebumen-lakukan-kunjungan-ke-kampung-gerabah-gebangsari dan https://kebumennews.com/2021/03/bertahan-produksi-gerabah-tanah-liat-di-tengah-serangan-gerabah-plastik/

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +