lakusuluk.co - Pengurus Mahasiswa Ahlit Thoriqoh Al Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) IAINU Kebumen berkunjung ke rumah Ibu Kasmirah, yang merupakan satu dari sekian masyarakat Desa Gebangsari yang masih mempertahankan kerajinan gerabah. (07/03/20)
Kunjungan edukasi ini merupakan suatu kegiatan rutin yang
dijalankan oleh bagian Departemen Kajian dan Litbang. Kami berkunjung sekaligus
praktik belajar membuat gerabah sendiri.
Namun ternyata tidak semudah melihat jemari ibu Kasmirah
dalam membentuk dan mengelus gerabah dengan begitu lihai. Membuat kami semua
terpana dan kagum melihatnya.
Tidak sabar hanya melihat saja kami pun mencoba satu persatu. Begitu mengasyikan tangan kiri memutar meja sambil tangan kanan menari di adonan tanah liat. Disini kami merasakan rasa kepuasan tersendiri walau hasilnya tidak begitu rapih dan bagus.
Kalian penasaran seperti apa sensasinya datang saja langsung
ke "Kampung Gerabah" Desa Gebangsari Kecamatan Klirong Kabupaten
Kebumen. Kita bisa belajar sambil bermain seru sekali.
Gerabah adalah alat-alat dapur (untuk masak-memasak dan
sebagainya) yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar (misalnya kendi,
belanga). Tidak hanya alat-alat dapur saja perkembangan seni kerajinan gerabah
meluas dan menghasilkan beraneka macam benda.
Berbagai motif pot bunga yang dulunya jarang dilirik pun
kini mendapatkan tempatnya. Bu Kasmirah menyebut saat ini pot bunga dari
gerabah yang laku keras.
Harga yang dipatok oleh nya pun terbilang terjangkau
menyesuaikan ukiran dan kerumitan dari hasil kerajinan gerabah ini. Harga
terendah itu berkisar Rp 5.000 - Rp 10.000 bahkan ratusan ribu, biasanya berupa
vas bunga atau guci sebagai hiasan.
"Dalam sehari saya mampu membuat 50 gerabah. Saat ini
motif yang banyak di minati oleh konsumen yaitu tanaman hias yang lagi
booming," ungkapnya.
"Untuk motif saya juga menerima kustom dari konsumen. Gerabah buatan saya kebanyakan permintaan dari luar kota seperti Banyumas, Kroya Cilacap, Sumpiuh. Kemarin paling banyak Sumpiuh mengambil 500 gerabah. Saya tidak mengirim namun pembeli datang mengambil sendiri" imbuhnya.
Dalam kunjungan edukasi Srikandi Erika selaku ketua
Departemen Kajian dan Litbang menyampaikan harapannya,
"Semoga kedepan MATAN semakin solid, kompak, dan jangan
lupa refreshing sambil belajar. Tujuan dari kegiatan kunjungan edukasi ini
adalah untuk menambah pengalaman hidup, mengeksplor dunia luar, serta
mengembangkan diri untuk terus belajar." tuturnya.
Apa yang kamu sentuh, dan bentuk akan teringat selalu. Bahwa
kamu pernah membuat sendiri gerabah tanah liat, dengan usahamu sendiri, apapun
hasilnya. Tapi itulah experience yang akan kamu dapatkan.
Dalam akhir kunjungan kami Ibu Kasmirah berpesan kepada teman-teman
MATAN dan khususnya para pemuda harus cakap dan kreatif.
"Terus berusaha, ketika gagal buat lagi. Coba terus
jangan putus asa. Dasar yang dibutuhkan adalah ketekunan dan kesabaran. Nanti
kalian akan merasakan hasilnya nanti atas kerja kerasmu." Pungkas Ibu
Kasmirah.
Editor : Syukur Riyadin
Artikel ini dimuat juga di : https://kebumentalk.pikiran-rakyat.com/kabar-kebumen/pr-1271555618/matan-iainu-kebumen-lakukan-kunjungan-ke-kampung-gerabah-gebangsari dan https://kebumennews.com/2021/03/bertahan-produksi-gerabah-tanah-liat-di-tengah-serangan-gerabah-plastik/