Syaikh Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin atau yang di kenal dengan sebutan Abah Anom adalah seorang Ulama dan juga Walliyullah, Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyah, Pondok Pesantren Suryalaya, Pagerageung, Tasikmalaya.
Penobatan gelar Tajul Arifin dan Mursyid TQN kepada Syekh Mahfudz Ali Tajul Arifin.
Baca juga: Syuqran al-Qairawani: Nasihat Sang Sufi
Suatu ketika Syekh Mahfudz berziarah ke makam Syekh Abdul Qodir al Jailani di Baghdad. Dalam perjalanan beliau bertemu dengan Abah Anom di Johor Malaysia lalu bertanya:
"Apakan anda orang indonesia?" tanya Abah Anom kepada Syekh Mahfudz
"Iya benar." jawab syekh Mahfudz
"Lalu mau kemana?"
"Saya mau ziarah ke makam Syekh Abdul Qodir Jailani."
"Bekalnya apa?
"Lillahita'ala," jawab Syekh Mahfudz.
Abah anom heran, dalam hati saya yang membawa bekal cukup saja masih berfikir sampai bagdad atau tidak? Syekh Mahfudz hanya berjalan kaki dan berbekal lillahita'ala.
Waktu itu Baghdad lagi genting-gentingnya perang dengan Iran. Setelah Abah Anom sampai di Baghdad ternyata Syekh Mahfudz sudah sampai disana lebih awal. Dari sinilah Abah Anom memuji Syekh Mahfudz dengan tambahan nama Tajul 'arifin.
Ternyata pertemuan beliau tidak berhenti di Baghdad saja. Suatu saat di Indonesia Abah Anom ke tempatan pertemuan Mursyid Thoriqoh Mu'tabaroh se-dunia di Suryalaya.
Tanpa diundang tanpa tau alamatnya tiba-tiba Syekh Mahfudz Ali Tajul 'Arifin datang. Seketika itu juga Abah anom menyambut di depan para Mursyid mengumumkan:
"Ini Syekh Mahfudz datang, beliau Kholifah dunia akhirat garis depan dan garis belakang. Kalau saya Kholifah Garis depan," kata Abah Anom
Suatu ketika, ada jama'ah dari Suryalaya sowan ke tempat Syekh Mahfudz Ali Tajul 'Arifin tepatnya di Pondok Pesantren As-syamiyyah Sawangan, Alian, Kebumen. Beliau bercerita kalau Abah Anom Suryalaya itu gurunya. Begitu juga ketika ada jama'ah dari Kebumen ke Suryalaya, Abah Anom mengatakan jika Syekh Mahfudz Ali Tajul Arifin merupakan gurunya.
Beginilah akhlak Shohibul Wafa Tajul 'arifin seorang waliyullah, saling berebut akhlak mulia dan mengagungkan sesama Kekasih Allah.
Baca juga: Ibnu Atha'illah as-Sakandari: Orang 'Arif Tidak Mencampuri Urusan Allah
Sumber: https://www.facebook.com/bahrululummahfudiyah/