• Jelajahi

    Copyright © Laku Suluk
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Penyakit Hati Lebih Berbahaya Dari Virus Corona: Apakah ada Vaksinasinya ?

    Syukur Riyadin
    Selasa, 16 Februari 2021, 14.58 WIB Last Updated 2021-06-11T16:30:45Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     



    lakusuluk.co - Penyakit hati merupakan gangguan terhadap sikap atau perilaku yang menyebabkan pikiran dan seluruh tubuh merasa sakit. Tentu ini sangat berbahaya dan perlu diwaspadai jangan sampai kita tertular. Dalam hal ini Nabi memperingatkan kepada kita:


    اَلاَ وَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً اِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ اَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ (رواه البخارى)


    “Ketahuilah, didalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik,baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah qalbu (hati).” (H.R. Bukhari).


    Menurut pendapat Gus Huda "Penyakit fisik bisa menyebabkan kafarot. Sedangkan penyakit hati bisa menambah penyakit dan dosa".


    Dalam hal ini berhubungan dengan rasa atau merasa yaitu mengalami rasa dalam hati (batin). Jika hati dipenuhi dengan berbaik sangka (husnudzon) hidup kita tenang namun sebaliknya jika hati kita hanya diliputi buruk sangka (su'udzon) tentu cara pandang yang kita rasa tidak karuan, berkawan jadi tidak nyaman dan sebagainya.


    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :


    “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Q.S. Al-Hujurat : 12)


    Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam juga berpesan dalam salah satu hadistnya:


    “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara".


    Baca juga : Membumikan Ajaran Tasawuf Sosial Di Era Modern


    Al Insaan mahalul khatha' wan nisyan "manusia adalah tempat salah dan lupa".

    Iya itu pasti, tiada manusia yang hidup sempurna namun perlu di catat bahwasanya merasa disalahkan terus menerus, hidupmu tidak dapat tenang dan gelisah. Yang ada malah hanya menyakiti diri sendiri.


    Jika mau menyesali perbuatan dengan minta maaf, instrospeksi diri, berusaha memperbaiki, dan menerima dengan lapang dada insyaallah hidupmu akan lebih baik.


    Segala penyakit bersumber dari hati. Dalam kitab Al Hikam karya Ibnu Atha 'illah as-Sakandari di terangkan tanda-tanda matinya hati:


    من علامات موت القلب عد م الحزن عل مافاتك من المواففات،وترك الندم عل مافعلته من وجودالزلات


    Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kaulewatkan dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang kaulakukan.


    Tanda hidupnya hati ialah memancarkan cahaya ilahi dari hatimu meskipun kau belum mendapatkan cahaya itu karena tebalnya hijabmu.


    Kesedihanmu atas ketaatan yang terlewatkan dan penyesalanmu atas kesalahan yang telah kaulakukan, atau kebahagianmu atas amal-amal baikmu dan kesedihanmu atas amal-amal burukmu membuktikan bahwa kau termasuk ahli iradah. Oleh karena itu, giatlah dalam beramal saleh.


    لايعظم الذنب عندك عظمةتصدك عن حسن الظن باالله تعال، فإن عرف ربه استصغرفي جنب كرمه ذنبه


    Jangan sampai dosa yang kau anggap besar menghalangimu berbaik sangka kepada-Nya. Siapa yang mengenal Tuhannya akan mengganggap dosanya kecil jika dibandingkan dengan kemurahan-Nya.


    Jangan kauanggap dosa yang kaulakukan itu besar dan tidak mungkin diampuni sehingga membuatmu putus asa dari rahmat Allah SWT. Anggapan semacam itu termasuk sikap tercela dan dapat merusak keimanan. Sikap itu bahkan lebih buruk daripada dosa yang kaulakukan.


    Hal itu mencerminkan ketidaktahuanmu tentang Tuhanmu dan memperlihatkan bahwa kau mengandalkan diri sendiri di hadapan Tuhanmu. Siapa yang mengenal Tuhannya dengan baik tentu akan mengetahui dosa apa saja yang tidak ada ampunan dan maafnya.


    Lain halnya jika anggapan itu mendorong pelakunya untuk bertobat dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Ini adalah anggapan yang terpuji dan merupakan tanda keimanan seorang hamba. Vaksinasi penyakit hati dengan cara bertaubat, beristighfar, berdzikir, bertasawuf. Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang munafik.


    Wallahu a'lam


    Baca juga : Nuansa Tasawuf Sosial Dalam Pemikiran Abu Thalib al-Makki

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +