Musim hujan bukanlah alasan bagi rekan-rekan MATAN IAINU Kebumen untuk tidak melaksanakan rutinan Rotib Kubro yang berjalan setiap 40 hari sekali (setiap Minggu Legi).
Kegiatan yang sangat meng-charger rohani ini tidaklah menyurutkan semangat rekan-rekan walaupun harus menempuh jarak yang cukup jauh, sekaligus menerobos derasnya hujan sepanjang perjalanan.(25/10)
Tepatnya hari Minggu, 25 Oktober 2020 PK MATAN IAINU Kebumen yang berasal dari berbagai penjuru Kabupaten Kebumen berkumpul di kediaman srikandi Khoiriyah Apriliani, Desa Jladri Kecamatan Buayan (sebelah utara jembatan pantai suwuk).
Kondisi yang sudah memasuki musim hujan bukan menjadi alasan mereka berkumpul walaupun di luar hujan tak kunjung reda. Dengan bekal jaket dan mantol seadanya sebagai pelindung diri dari derasnya hujan tidak menyurutkan niat mereka untuk 'belajar istiqomah'. Berbekal maps yang sedikit membingungkan, ditambah sektor jalan yang licin serta banyak matrial akhirnya rekan-rekan MATAN IAINU Kebumen selamat sampai tujuan.
Tepat sebelum adzan dzuhur berkumandang, gerombolan terakhir yang berangkat dari pusat kota Kebumen pun sampai. 'Kepalang tanggung' daripada acara langsung dimulai sedangkan waktu sholat dzuhur sudah dekat, akhirnya acara pun dilaksanakan setelah shalat dzuhur. Mereka pun bergegas berjalan menuju masjid kampung, tak jauh dari rumah srikandi Apri.
Setelah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah di masjid, acara pun segera dimulai dengan sambutan sohibul bait “Saya sangat senang dengan kedatangan kalian semua di rumah saya. Nambah silaturrahminya ya.. Kalo orang mau bersilaturrahmi maka akan dipanjangkan umurnya, diluaskan rizkinya, dan dipermudah hisabnya” ungkap Bapak Hayat.
Baca juga: Etika Perbedaan dalam Islam Menurut Al-Qur’an dan Hadits
Sebelum sohib Mufid memimpin rotib kubro, seperti biasanya beliau selalu memberikan motivasi untuk rekan-rekan MATAN “Mari kita lafalkan dzikrulloh kanthi Istiqomah, tidak hanya mulutnya saja yang bedzikir. Namum kita resapi seluruh anggota badan pun ikut berdzikir” rotiban berjalan dengan khidmat, khusyuk di tengah derasnya hujan mengguyur atap tiap-tiap rumah. Kira-kira 50 menit kemudian, rotiban pun usai.
Sudah menjadi ciri khasnya rekan-rekan, seusai rotiban pasti dilanjutkan dengan NGOPI (Ngolah Pikir). Kali ini rekan senior (sohib Mufid, sohib Maghfur, sohib Eko dan srikandi Putri ) memberikan sedikit pengertian dan arahan mengenai struktural keorganisasian MATAN secara lebih detail kepada rekan-rekan yang baru gabung. Karena kebetulan semakin hari anggota MATAN kian bertambah personil.
“Jadi biar kegiatan kita terstruktur juga harus ada pengurusnya, jadi di MATAN itu selain ada ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara, tapi juga ada sub-subnya kaya Departemen Pengkaderan, Departemen Litbang, Departemen SDM, dll” tutur srikandi Putri.
Mengenai tema feminisme srikandi Putri menambahi bahwa “tidak ada yang sia-sia di hidup ini. Termasuk mengghibah. Tinggal bagaimana kita mengambil sisi baik dan ibrohnya”
Tidak terasa waktu kian sore dan hujan pun kian deras. Sebelum berpamit kepada shohibul bait, kami melaksanakan sholat ashar berjamaah di rumah dan berfoto bersama untuk meninggalkan jejak.
Dengan adanya kegiatan rutinan rotiban kubro , semoga rekan-rekan MATAN mampu mengisi daya rohaninya kian hari kian menambah jumlah prosentasenya. Dan mampu istiqomah mengamalkan rotiban sebagai bentuk kethoriqohannya.(Shofiyatun R)
Baca juga: Menulis Itu Asyik: PK MATAN IAINU Kebumen Gelar Diskusi Kepenulisan Di Gazebo Disarpus Kebumen