• Jelajahi

    Copyright © Laku Suluk
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Pasar Tradisional dengan Segala Keunikannya

    Syukur Riyadin
    Kamis, 03 Desember 2020, 11.22 WIB Last Updated 2021-02-05T14:34:20Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     



    Sebelumnya penulis mau tanya dulu, tau enggak sih apa itu pasar tradisional ? Menurut KBBI ‘pasar tradisional’ yaitu pasar yang biasanya dikelola oleh pemerintah, penjual dan pembeli bertemu secara langsung bertransaksi dalam bentuk eceran, biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan terdiri atas kios, los, gerai, dan kaki lima, dilaksanakan secara mingguan atau tetap, kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari.

    Di pasar tradisional biasanya penjual berangkat lebih awal di pagi buta menjelang subuh dan setelah subuh ke pasar. Waktu kecil saya sering di ajak ibu pergi ke pasar untuk membeli beraneka ragam bumbu dapur, sayur-mayur, ikan, daging dan sebagainya. Senang sekali jika di ajak ke pasar pasti aku di belikan jajan sesekali membuat ibu jengkel karena tingkahku rewel menangis jika tidak di turuti waktu kecil.

       Saat ini dunia semakin maju dan modern pilihan belanja tidak hanya di pasar tradisional pusat perbelanjaan modern dengan segala kemewahan fasilitasnya pun sudah menyediakan kelengkapan kebutuhan sehari-hari khususnya bahan makanan. Maka tidak heran dengan tempat yang lebih bersih, wangi, dan ber-AC, banyak orang kini memilih ke pusat perbelanjaan modern di banding pasar tradisional.

                    Di pusat perbelanjaan modern segala sesuatunya tertata dengan rapi dan semunya mudah dicari serta di temukan. Dengan harga yang sudah di tempel tanpa menawar ada juga diskon atau promo yang selalu terpampang di setiap rak dan etalasenya. Kebanyakan pembelinya kelas menengah ke atas.

                    Dengan berbekal pengalaman berbelanja dengan ibu, saya justru lebih menikmati jika harus berbelanja di pasar tradisional. Entah belanja bumbu dapur, sayur mayur, sampai dengan daging yang memang harganya dikenal lebih murah.

                    Apa lagi pasar tradisional kini banyak yang di renovasi. Tidak lagi becek, karena sudah banyak yang di ganti dengan lantai keramik. Lalu tempatnya terbilang bersih karena secara berkala dibersihkan dan para pedagang lebih teratur dalam menjaga kebersihan. Jadi, proses belanja lebih nyaman antara pedagang dan pembeli.

                    Saya juga lebih menyukai transaksi di pasar tradisional yang terbilang fleksibel alias adanya tawar menawar sampai menemukan kesepakatan harga. Hal tersebut jelas tidak dapat kita temui di pusat pembelanjaan modern, harga yang terpampang adalah yang wajib di bayar.

                    Di pasar tradisional, saya sering melihat ibu rajin menawar setiap kali belanja. “Sing kie regane pira ?” tanya ibu ke salah satu penjual. “15 ewu yu” jawab penjual. “Larang temen, 10 ewu lah mbok ya nek ngedol aja kelarangen”, “Rika nek nawar mbok ya aja kemurahen”. Caranya selalu sama, pertama tanyakan harga awal lalu mencoba menawar dengan harga yang lebih rendah dan jika tidak disetujui oleh pedagang, ibu akan mencoba melipir ke pedagang lain sampai akhirnya di panggil oleh pedagang sebelumnya, “Y wis yu karo rika ngonoh jiot”. Begitu yang pedagang katakan.

                    Proses tawar menawar menjadi sesuatu yang jelas tidak akan di temui di tempat belanja modern. Banyak orang masih tetap pergi ke pasar tradisional saat ini termasuk saya karena harga yang tergolong lebih murah, meski saat bahan pangan mengalami kenaikan, namun biasanya tidak lebih mahal dibanding pusat belanja modern.

                    Interaksi di pasar tradisional pun lebih menyenangkan tidak terlalu kaku. Belum lagi jika ada pelanggan yang setia, biasanya pelayanan yang di berikan akan lebih heboh dan banyak candaan yang diselipkan dalam percakapan.

                    Dengan bertahannya pasar tradisional bahkan harus di pertahankan dengan meningkatkan kualitas dan tempat dengan tidak menghilangkan sisi ke tradisionalnya. Mari bersama menjaga tradisi dan cintai produk dalam negri.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +