Pembaca setia
laku suluk yang di muliakan Allah SWT. Kehidupan sosial akhir-akhir ini semakin
banyak orang muslim jauh dari pedoman Al Quran serta ajaran baginda Nabi Muhammad SAW. Setiap orang saling membenci malah lazim saling mengolok-olok orang lain pihak lainnya,
menjadi suatu hal kebiasaan. Kondisi ini menunjukkan, kaum muslim belum
memahami betul kandungan Surat Al Hujurat yang menjadi pedoman muslim dalam
pergaulan sosial kekinian.
Dalam surat al hujurat ayat 13 allah berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebarkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yang banyak dan memisahkan mereka serta menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling kenal-mengenal sehingga mereka bisa saling tolong-menolong. Meskipun demikian, orang yang paling mulia di antara mereka adalah orang yang paling takwa, yakni mereka yang paling banyak ketaatannya kepada Allah dan meninggalkan maksiat, bukan yang paling banyak kerabat dan kaumnya dan bukan yang paling mulia nasabnya.
Oleh karena itu, janganlah saling berbangga karena tingginya nasab, bahkan yang dapat dibanggakan adalah ketakwaan. Dia mengetahui siapa di antara mereka yang melaksanakan ketakwaan kepada Allah baik zahir maupun batin dengan orang yang hanya di zahir (luar) saja bertakwa kepada Allah, sehingga Dia membalas masing-masingnya dengan balasan yang pantas.
Belum lagi ayat 11 yang mana ayat ini menerangkan hak-hak kaum mukmin satu sama lain, yaitu hendaknya sebagian mereka tidak mengolok-olok, baik dengan ucapan maupun perbuatan yang menunjukkan penghinaan terhadap seorang muslim.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Gus Mus merasakan umat muslim kini makin banyak orang lazim saling mengolok-olok antar sesama golongan atau pihak lainnya. Kondisi ini menunjukkan, kaum muslim belum memahami betul kandungan surat Al Hujurat.
“Buktinya nggak dibaca, sekarang banyak nggak saling memahami dengan orang, sekarang orang saling olok-olok orang, itu biasa,” ujar Gus Mus.
Kemudian ayat 12 Surat Al Hujurat yang memerintahkan kaum beriman untuk menjauhi prasangka dan mencari kesalahan orang lain.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Di ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala melarang banyak dari prasangka terhadap kaum mukmin, karena sebagian dari prasangka adalah dosa, seperti sangkaan yang kosong dari hakikat dan qarinah, bersangka buruk yang diiringi dengan ucapan dan perbuatan yang diharamkan, karena bersangka buruk di hati tidak sebatas sampai di situ, bahkan terus menjalar sehingga ia mengatakan kata-kata yang tidak patut dan melakukan perbuatan yang tidak layak dilakukan, disamping sebagai sikap su’uzzhan terhadap seorang muslim, membencinya dan memusuhinya, padahal yang diperintahkan adalah kebalikannya.
Allah adalah At Tawwab, yakni Dia yang mengizinkan tobat hamba-Nya, lalu Dia memberinya taufiq kepadanya, kemudian menerima tobatnya. Dia Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, dimana Dia mengajak mereka kepada sesuatu yang bermanfaat bagi mereka dan menerima tobat mereka. Pentingnya surat al hujurat menjadi pedoman muslim dalam pergaulan sosial kekinian yang semakin hari semakin tidak karuan sikap dan akhlaknya.
Wallahua’lam