Angin Senja
By : Rizqoh R.
Sore itu ia merenung di sudut ruangan
Diatas kursi yang sedikit sudah tua
Mungkin lebih tua kursi itu dari dirinya
Melihat dari lorong tembok antara jendela dan bayangan cahaya
Ia mulai merautkan wajah nya yang penuh keringat itu
Sangat lah murum
Sekejap, tak lama angin menghampirinya
Sangat lembut angin itu
Serasa merasuki ke jiwa dan hati sebagai penenang
Seketika itu, mata yang tadi melihat pupusnya harapan di hadapannya mulai terpejam tenang
Seperti ada papahan angin sepoi dari silir sana dan silir sini
Taklah ku hiraukan raut wajahku yang tidak layak ini ketika murum
Terbiarlah aku merangkul angin dan merakum lara itu
Walau, hanya sekejap dapatlah aku rasakan jiwa yang hilang itu
Serasa datang kembali dan kami berpelukan seperti seseorang yang sudah lama tidak berjumpa
Disetiap ruas- ruas yang berpacu pada waktu
Yang menjadi saksi bagaimana perasaanku dulu
Pada angin senja
Menyambangi jauh menahan rasa
Ada banyak yang tersimpan disini
Yang melumuri jiwa jiwa merana
Baca juga: Gelandang Sudut Kota